Sunday, November 18, 2007

Semangat angot-2an

Niat untuk segera TDA sepertinya lagi menurun nih. Kelamaan jauh dari bisnis membuat semangat kembali angot-angotan untuk mulai lagi. Padahal jika mau konsisten aja, insyaallah target minimal bisa dicapai. Tapi ya itulah, ternyata untuk kembali meningkatkan kinerja dan semangat mesti berjuang lagi.

Meninggalkan kebiasaan untuk menjadikannya kembali sebagai kebiasaan sungguh sulit. Apalagi kalo kebiasaan yang dulunya dibentuk juga belum begitu kuat bersarang di dada. Wuiuiiihhhh.... Semangat lagi euy...

Perlu suntikan semangat untuk kembali menjadikan kebiasaan lama menjadi sesuatu yang bernilai. Apalagi sekarang ini semangat untuk memikirkan bisnis sedang dikalahkan oleh keinginan untuk bersama sang kekasih (maklum aja, karena tugasku pisah pulau kami terpaksa berpisah).

Padahal dulunya berfikir pernikahan dengan seseorang yang berada di jawa akan memudahkan bisnis ini. Tapi ternyata tidak semudah itu....:(

Tapi bukan berarti semua excuse ini menjadi pembenaran. Pokoknya sekali ingin menjalankan usaha ini harus terus berjuang. Gak peduli bagaimanapun hasilnya dan sulitnya harus tetap dicoba...

Teteup semangat.........

My new journey as a wife

Alhamdulillah, akhirnya gelar sebagai seorang istri dapat juga kusandang. Setelah pelaksanaan akad 17 ooktober 2007 kemaren, akhirnya sekarang aku menjadi nyonya rumah suamiku.

Alhamdulillah juga, proses kami mulai dari berkenalan hingga melangsungkan pernikahan berjalan lancar dan dalam tempo yang singkat (4 bulan).

Bagi sebagian orang mungkin tempo yang sangat singkat menjadi kekhawatiran tersendiri. Tapi Insyaallah dengan komitmen yang kami bangun bersama, semoga akan saling melengkapi.

Alhamdulillah, Allah mengkaruniakan seorang suami yang begitu pengertian dan penyabar. Sangat baik terhadap ku dan keluargaku. Seorang laki2 yang sangat kusayangi dan menjadi kekasih ku selamanya.

Rasanya seperti mimpi melewati masa 4 bulan sejak berkenalan hingga melangsungkan pernikahan.

Semenjak dikenalkan oleh seorang teman. Hingga akhirnya memutuskan untuk lamaran (bertemu pertama kali juga saat lamaran) sampai ditetapkannya pernikahan serasa mimpi yang sangat indah.

Niat menikah yang awalnya ingin ditunda tahun depan ternyata direalisasikan oleh 'Yang Maha Segalanya' tepat 2,5 bulan sebelum berakhirnya tahun ini.

Subhannallah.

Thursday, August 2, 2007

My LoA comes True

Istilah LoA yang baru saya kenal setelah bergabung dengan komunitas ini, sungguh menakjubkan. Karena jauh sebelum mengenal komunitas ini saya sudah memimpikan sesuatu. Hanya saja mimpi itu menjadi sulit saya wujudkan karena belum ketemu bagaimana cara mewujudkannya.

Mimpi, bahwa kelak dari uang yang bisa saya kumpulkan, saya bisa mendirikan semacam komunitas yang bergerak semakin melebar dan semakin besar. Yang nantinya akan memiliki power untuk membangun negeri ini. Mimpi yang ternyata ada di dalam visi dan misi TDA.

Dulu saya berfikir, dengan menjadi TDB, saya akan memiliki gaji yang bisa saya gulirkan untuk usaha bagi rekan-rekan saya yang belum memiliki penghasilan. Dengan harapan ketika mereka berhasil memajukan usahanya, modal yang saya berikan akan bisa bergulir lagi.

Namun ternyata tanpa ilmu semua itu hampir hanya tinggal mimpi. Saya katakan hampir hanya tinggal mimpi karena itu nyaris tidak akan terwujud.

Ilmu yang saya punya belum memadai untuk merealisasikan mimpi saya. Saya belum punya langkah-langkah yang harus ditempuh selain niat untuk berbagi kesempatan dengan teman-teman yang kurnag beruntung.

Berbagai milist wirausaha saya coba ikuti. Tapi tetap saja tidak sesuai dengan apa yang saya butuhkan. Tetap saja tidak sreg dengan hati.

Sampai akhirnya saya mengunjungi EU pak Purdhie Candra dan terdampar di blognya pak Hadi Kuntoro. Dan mengunjungi blog petinggi-petinggi TDA. Saya merasa inilah komunitas yang sesuai dengan mimpi saya.

Mimpi untuk memberikan kesempatan kepada kaum pengangguran untuk juga dapat berkarya. Mimpi untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang terhormat. Bukan bangsa yang menadahkan tangan kepada bangsa lain.

Terima kasih TDA, akhirnya kutemukan dirimu. Semoga secercah niat yang telah menggumpal bisa menjadi amunisi untuk terus bergerak menggapai visi dan misi.

Wednesday, August 1, 2007

Semangat untuk segera TDA semakin terbakar nih..........!!!!!!!!!!!

Kadang saya kesal sendiri dengan banyaknya kesempatan bagi entrepreneur yang lokasinya di jawa sana. Bukan sekedar iri atau benci dengan kondisi ini. Tapi ini menjadi cambuk buat saya yang jauh dari 'pusat kekuasaan' komunitas TDA untuk segera menjadi TDA. Setidaknya untuk segera menyisihkan sumber daya agar bisa ikut serta mengikuti kegiatan-kegiatan TDA.

Setiap melihat postingan akan adanya kegiatan dari TDA, saya selalu menjadi kesal sendiri. Kesal karena belum mampu untuk ikut serta. Kesal karena belum bisa seperti teman-teman TDA lainnya yang memiliki kesempatan untuk meningkatkan ilmunya.

Akankah saya bisa juga mengikuti kegiatan ini nantinya???

inilah planning saya :

- Setelah menikah nanti, karena berbeda tempat tinggal dengan calon suami setidaknya saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi 'pusat kekuasaan' TDA ini. Setidaknya 1x sebulan.

- Setelah masa wajib kerja (kaya militer aja)selesai (+/- 4 thn lagi) saya akan segera menyampaikan surat resign. (Mudah-mudahan gak berubah pikiran nantinya).

- Begitu keluar dari TDB, saya akan melaksanakan apa yg menjadi cita-cita saya. dan melampiaskan kekesalan saya selama ini karena gak bisa ikutan di kegiatan TDA.

Semoga keinginan ini bisa segera terwujud. Karena semakin lama ikut di TDA, saya semakin penasaran ingin ikutan juga acara on air nya (selama ini cuma menjadi penikmat off air aja).

Sambut saya TDA, Target saya TDA Media dan TDA Finance nih, Juga TDA Qalbun Salim. I like it so much................


---------------
YM : amethys_tangens

Tuesday, July 31, 2007

Menuju Mimpi Abadi

Mungkin rekan-rekan yang membaca tulisan ini agak bingung dengan judul yang saya buat. Saya juga bingung bagaimana menjelaskan apa yang saya maksud mimpi abadi.

Tapi izinkan saya sedikit bercerita kenapa saya memilih judul ini untuk tulisan kali ini.

Kemaren malam, seseorang yang sangat dekat dengan saya menghubungi via telpon. Seperti biasanya selama kurang lebih sebulan terakhir ini kami berkomunikasi lewat telepon dan sms.

Terkadang timbul rasa takut di hati ini. Takut apakah langkah yang saya tempuh ini sudah benar dan berada di jalur yang benar? Takut apakah saya telah benar menjatuhkan pilihan. Takut apakah nanti akan menjadi penyesalan dihati saya.

Tapi semua ini hanya menimbulkan satu akibat buat saya. Bahwa ini adalah tantangan yang harus saya selesaikan sebaik-baiknya. Bahwa ini adalah jalan membangun mimpi-mimpi saya. Bukan mimpi menaklukan dunia atau menjadi penguasanya, tapi mimpi bahwa kelak ketika bertemu Sang Pencipta, kita bisa tersenyum dihadapanNya. Tersenyum karena hidup ini berlalu dengan indah, dan di saat berjumpa denganNya pun menjadi saat-saat terindah.

Saat ini, hanya Bismillah yang bisa saya panjatkan sekaligus juga menancapkan niat di hati, semoga proses yang sedang berjalan ini akan segera menemui akhir yang diniatkan.

Mohon doanya...

(bersambung)

Monday, July 30, 2007

Cerita seekor Lalat

Saya jadi tertarik untuk meposting email dari rekan saya ini. Sebuah email yang menggugah kesadaran untuk menggunakan cara yang berbeda dalam mencapai hasil yang berbeda. Semoga anda juga terinspirasi dengan hal ini.

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong sampah didepan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. "Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar" katanya.

Setelah kenyang si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan dan esok paginya nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.

Tak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua "Ada apa dengan lalat ini Pak?, mengapa dia sekarat?".

"Oh.. itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini, sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita" Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? kenapa tidak berhasil?".

Masih sambil berjalan dan memangggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama". Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya namun kali ini dengan mimik & nada lebih serius "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini".

"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda"
.

Usaha menuju Kekayaan sejati



Menjadi Kaya menjadi impian dari banyak orang. Namun bagi saya kaya hanya lah salah satu cara bukanlah yang utama. Menjadi selalu bahagia adalah yang utama. Namun dalam salah satu blog yang pernah saya baca, milik bpk Adi Prayitno saya begitu terkesan dengan isinya.

Bahwa salah satu usaha untuk menjadi kaya adalah berani menikah. Deg... ini bukan sekali atau dua kali saya pernah dengar ataupun baca. Kenapa??? karena sebelumnya saya juga pernah menghadiahkan sebuah buku pada tante yang udah walimahan sebuah buku dengan judul "Menikahlah dan engkau akan menjadi kaya".

Jujur saja, menikah menjadi prioritas saya yang kesekian sebelumnya. Setelah berkali-kali gagal untuk mewujudkan. Akhirnya saya meniatkan menikah menjadi prioritas saya tahun depan.

Tapi setelah membaca Blog tersebut, kok ya rasanya ada yang kurang ya. Mencari kekayaan ataupun mencapai kebahagian rasanya gak akan utuh kalo hanya sendirian.

Benar juga mungkin jika menikahlah dan engkau akan kaya.

Walaupun awalnya, sulit juga mewujudkan, tetapi setelah menetapkan niat untuk segera menikah tahun ini juga, sepertinya LoA mulai bekerja. Sekitar beberapa hari setelah saya mencantumkan keinginan ini sebagai jawaban atas pertanyaan yang ada dalam buku Quantum Ikhlas, akhirnya saya mulai mendapatkan titik terang.

Akhirnya, saya berhasil juga menemukan seseorang yang bisa saya terima apa adanya, dan juga mau menerima kondisi saya apa adanya. Berusaha saling menghargai dan memahami.

Semoga niat untuk segera menggenapkan Separuh Dien ini segera terwujud. Niatnya sih November ini....Namun masalah utama untuk mengumpulkan biaya nikah dalam waktu dekat ini menjadi kesulitan tersendiri juga buat kami...

Semoga akan ada jalan keluar yang tak terduga dari Tuhan Yang Maha Pemurah Lagi Penyayang. Saya percaya itu. Karena berkali-kali saya telah merasakan kasih sayang Tuhan yang Maha Kaya ini. Amiin.

Mohon doanya ya rekan-rekan....

Monday, June 18, 2007

Tawaran TDA maks. 2,5 tahun lagi

wah.... chat hari ini menggugah niat lagi untuk segera TDA. Gara-gara status YM "visi 75/100 mungkinkah???" mbak doris nanya, visi apa tuh sharing donk?... aku bilang itu visi perusahaan tempatku bekerja.

Emang di kantor ku sekarang ini lagi digencarkan visi 75/100. Maksudnya... di saat dirgahayu negara ini tepat 75 thn di tahun 2020 nanti, diharapkan saat itu juga nusantara ini akan terang benderang 100%.

Aku bertanya-tanya sendiri, apakah mungkin ini dapat diwujudkan??? tapi bisa saja ini bisa terwujud kalo semua elemen bekerjasama untuk mewujudkannya. Apalagi kalo Law of Attraction udah bekerja sempurna. WUiiiihhhh gak kebayang tuh hebatnya kondisi negara ini nantinya..

Tapi kata si mbak, garing ah bicara soal visi perusahaan. Bener jg kali ya. Ngapain justru membicarakan visi perusahaan?? Kenapa bukan visi diri sendiri.

Sebenarnya saya punya visi juga sih. Paling gak untuk 2 tahun lagi mau naik haji (pdhl saat ini modal untuk itu blm ada). Terus, 5 tahun lagi, saat hutang udah lunas, dan yang pasti kontrak kerja 5 tahun sudah terpenuhi.

Kalo soal modal untuk usaha dari sekarang udah mulai usaha. Emang sih masih kecil2an. Tapi justru dari kecil2an itu kan dia akan membesar??

Sekarang yang sedang digarap adalah usaha pakaian muslim dewasa dan anak2. Untuk dewasa merek Trio Busana (markasnya di tanah abang blok A) trus merk Mirzani, Azka (lewat mbak doris)dan satu lagi yang rencananya segera digarap, Koko merek Yashifani (mgk lgs ke Rumus).

Sedangkan merk anak-anak kemaren baru nyoba merk Dannis. Kata pelanggan sih untuk persiapan lebaran anak-anaknya. Lumayan lah, gak sampai menunggu lama akhirnya terjual juga itu semua.

Mungkin nanti target 5 tahun itu akan direvisi lagi. Setelah melihat perkembangan 2 tahun kedepan. Semoga apa yang saya canangkan di blog satunya bisa tercapai. Amiin.

Thursday, May 31, 2007

Mahalnya Sebuah Kepercayaan

Kemaren menjadi hari yang menarik buat saya. Menarik karena kemaren saya belajar bahwa kepercayaan adalah hal yang mesti dijaga. Kepercayaan bisa menghancurkan persahabatan. Bahwa menghancurkan sebuah kepercayaan dan persahabatan sangatlah mudah.

Bukan diri saya yang mengalami langsung, tetapi seorang teman dan saya pun menjadi terlibat di dalamnya. Siang kemaren saya berniat hendak makan siang bareng seorang teman. Namun hari hujan dan kami terpaksa numpang berteduh di sebuah kedai.

TIba-tiba sms saya berbunyi. Tetapi sungguh gak di duga, isinya ternyata hanya membuat saya menahan amarah yang sangat-sangat dalam bahkan membuat saya menjadi gemetaran karena menahan amarah. Bagaimana tidak, seseorang yang selama ini saya hormati tiba-tiba dari nomor hp nya mengirimkan sms yang isinya sungguh-sungguh memalukan dan tidak pantas untuk dibaca.

Saking marahnya saya dengan sms itu, dan malunya saya, sms itu saya delete. Saya juga berencana untuk melabraknya dan menanyakan apa maksud dari sms tersebut. Apa dia serendah itu dan menganggap saya juga rendah??? Tapi sebelumnya saya hendak menenangkan emosi saya terlebih dahulu. Agar emosi saya tidak sampai menghancurkan diri saya sendiri.

Belum sempat saya tekan nomor hp nya, tiba-tiba dia nelpon. Dengan suara yang sangat panik nya dan permohonan maaf yang berulang-ulang disertai istighfar dia mohon maaf sama saya. Dia menjelaskan bahwa barusan hp nya dipinjamkan sama seorang teman dan ternyata temannya itu salah kirim ke saya. Dia juga gak tau kenapa temannya justru menggunakan hpnya untuk mengirimkan sms murahan itu. Dan fatalnya sms itu justru terkirim ke nomor saya.

Saya cuma bilang... lain kali hati-hati meminjamkan hp.. boleh jadi akan timbul kejadian seperti ini lagi. Masih bersyukur sms itu terkirim ke saya dan udah saya hapus. Walaupun saya ingin marah, tapi saya kenal baik dengan pribadinya yang gak memungkinkan untuk berlaku kurang ajar begitu sama saya.

Hanya karena masalah sepele ini, persahabatan antara dia dan temannya bubar. Saya gak tau apa yang akhirnya dilakukan dia terhadap temannya itu. Tapi yang pasti sampai keberangkatannya semalam untuk kembali ke keluarganya, dia tetap merasakan rasa bersalah yang sangat kepada saya, kepada Allah dan kepada dirinya sendiri.

Teman, mungkin kita ingin berbaik hati meminjamkan sms kepada seseorang untuk membantu. Tapi kenalilah dulu siapa yang akan menggunakan nomor kita itu. Jangan sampai kejadian ini berulang pada anda dan justru menghancurkan nama baik anda sendiri. Memang ini kecelakaan. Tetapi efeknya sungguh-sungguh sangat tak terduga. Teman saya masih sempat melihat apa yg terkirim dan segera mengkonfirmasi kesalahpahaman ini kepada saya. Bagaimana sekiranya justru kita gak tau apa yg telah terjadi, sedangkan yang menerima justru salah paham.

Wednesday, May 23, 2007

Magic yang bener-bener Magic

Kenangan beberapa tahun lalu kembali muncul. Saat-saat dimana kegiatan menjadi mahasiswa begitu menggebu dengan segala idealismenya. Juga nostalgia bersama rekan-rekan mengadakan kegiatan kampus yang penuh tantangan.

GImana tidak menjadi suatu tantangan? Ingin mengadakan kegiatan tetapi dana yang ada sangat minim sekali. Belum lagi untuk operasional kegiatan dilapangan, makan siang peserta, dan mungkin juga honorarium instruktur yang saya juga kurang tau, apakah akhirnya bisa dibayarkan? Wallahu'alam bishawab.

Namun dari serentetan peristiwa yang ada, terdapat satu hal yang mematahkan mental blocking saya. Walaupun belum pernah membaca mengenai Robert Kiyosaki, Dale Carnegie, Tung Dasem, dan semua motivator handal, tetapi ini menjadi kilas balik bagi diri saya.

Walau bagaimanapun, kegiatan motivasional kelas mahasiswa yang anggotanya hanya kurang dari 50 orang dengan iuran Rp 10.000 per orang, maknanya sangat besar dikemudian hari bagi saya.

NIlai rupiah yang saya keluarkan nilainya memang tidak seberapa, tetapi kemajuan emosional yang saya peroleh benar-benar mencengangkan untuk saya.

Saya tidak memiliki keahlian berenang ataupun kepandaian untuk menyelam. Tetapi pelatihan itu menyebabkan saya harus memilih untuk menghindar atau menjalankan program mereka.

Ya... memang disana mereka berkata "melompatlah dari atas dinding terjal itu, nanti di bawah kami akan sambut dan selamatkan kamu walaupun tidak bisa berenang".

Bagi saya... pernyataan itu sudah lebih dari cukup. Tanpa Kepandaian berenang, saya harus berfikir apakah saya mampu untuk melompat dari ketinggian 10 mtr, ke dalam air yang saya tidak ketahui kedalamannya, dan juga tidak mampu untuk merenanginya.

Akhirnya saya putuskan untuk mencoba. Dan taukah anda?? saya menjadi the first untuk melompat. Walaupun saat mendaki dinding terjal masih tersimpan keraguan, apakah saya akan selamat sampai di bawah? Apakah para penyelamat saya akan berhasil menangkap saya? Apakah saya akan bisa mengapungkan diri setelah menyelam? Ataukah saya akan hancur bertemu batu-batu sungai yang kerasnya luar biasa.

Apalagi melihat pemandangan dari atas ketinggian. Bagaimana jika saya tidak selamat??? Apa nanti kata orang tua saya??? Sampai sebelum saya memutuskan untuk menaiki dinding itu, teman-teman yang lain masih terlihat ngeri dengan program melompat tersebut. Belum lagi saat saya mengaku tidak bisa berenang. Bagaimana Jika saya meninggal akibat jatuh dari ketinggian dan tenggelam???

Tapi semua rasa was-was itu akhirnya saya telan dan hilangkan dari hati saya. Saya cuma butuh 1 keyakinan. Jika Allah belum menghendaki saya meninggal dalam kegiatan ini, saya pasti selamat sampai dibawah. Walaupun saya tidak bisa berenang, insyaallah akan ada yang menangkap tubuh saya begitu saya muncul dari dalam air.

Dengan Bismillah akhirnya saya putuskan melompat. Rasanya ringan begitu menyentuh air. Tetapi perhitungan saya salah. Ternyata sulit untuk muncul ke permukaan. Saya harus mencari pijakan untuk menembakkan badan saya agar bisa muncul di permukaan air.

Alahmdulillah pertolongan Allah benar-benar terasa. Disaat saya hampir panik dengan keberadaan di dalam air, tak terasa kaki menemukan pijakannya. dengan serta merta saya merendahkan badan dan menembakkan tubuh ke atas. Dan..... Hup... para penyelamat saya berhasil mencapai tubuh saya. Dan menyeret saya ke pinggir.

Aha.... walaupun hampir menelan air sungai... tetapi ini kemenangan besar buat saya. Dan taukah anda???? Saya berhasil memecahkan mental blocking tersebut. mental bahwa orang yang tidak bisa berenang tidak akan bisa menyelamatkan diri ketika jatuh di air. Sekarang saya bisa mengerti kenapa, untuk menyelamatkan diri hanya dibutuhkan 1 hal, tetap bergerak. Ya... Tetap bergerak menjadi syarat mutlak. Karena jika waktu itu saya putuskan untuk berdiam diri di dasar sungai... mungkin hari ini saya tidak akan pernah bertemu dengan komunitas TDA.

Saya memang masih Amphibi. Tetapi saya saat ini adalah didikan pelatihan MAGIC angkatan perdana yang diselenggarakan mahasiswa di kampus saya. DIdikan yang mengubah cara saya memandang hidup.

Apalagi semenjak bergabung di komunitas TDA, semakin banyak ilmu yang mempengaruhi pola pikir saya..

Akhirnya kurang dari 5 tahun lagi saya akan mundur dari ke-TDB-an.

Wednesday, May 2, 2007

Tulus???? ........ Kok Ya dianggap susah ya???

Ada temen ku bingung di perhatiin. Bukannya karena sok perhatian ya, tapi kok ya dia ngerasa aneh dikasi perhatian.

Mungkin karena jarang dapat perhatian kali ya??? atau salah ya ngasih perhatian sama orang lain??

Tapi lucu aja sih. Apa susahnya tulus memperhatikan orang lain? Apalagi kalo orang itu udah baik sama kita. Ya nggak???

Bagi saya sih, terserah orang mau anggap apa, toh apa yg saya kasi ke orang itu adalah yang terbaik yang bisa saya beri. Kalo mereka anggap itu biasa2 atau kurang dari standar mereka ya maaf-2 aja. Memang cuma segitulah kapasitas dan kemampuan saya.

Semoga aja lain kali kalo ada yg dapat perhatian nggak langsung mencap macam2. Nggak langsung mengira kalo orang tersebut ada maksud jelek sama kita.

Kadang kalo kita menilai seseorang negatif, sering kali penilaian itu berbalik lagi ke kita. Sering kali toh, cap yang kita tempelkan ke diri orang lain justru adanya di kita.

Tetap tulus aja lah sama orang lain. Biar dapat pahalanya dan gak pusing dengan berbagai anggapan yang ada disekeliling. Biar tetap bisa tidur nyenyak dan tersenyum di hadapan siapapun tanpa dendam.

Hidup terlalu indah untuk dibuat menjadi kecut. Masih akan datang momen2 bahagia untuk terlewatkan hanya karena memikirkan ketidak tulusan bersikap kepada orang lain...

Take Action??? Berat euy....

Belajar Usaha kayanya gak gampang seperti yang dibayangin semula deh. Ada kalanya semangat lagi menurun dan modal lagi cekak. Tapi intinya tetap aja harus berani take action.

Kemaren dapat ide baru lagi buat dagang. Setelah walking blog ke blognya mbak Doris, kayanya ada yg menarik untuk di jadiin small winning. Trus liat blog boneka lucu juga kepingin...

Padahal duit udah cekak buat pulkam, tapi kok ya semangat buat ngejadiin sisa2 duit itu untuk modal usaha kok ya masih besar ya??? Gak tau nih ntar cukup apa gak pas udah di Padang.

Padahal rencana ntar mau belanja juga disana. Soalnya ada Toko Grosir baru disana. Hitung2 daripada mikirin duit habis buat mengelana dan konsumtif, mending buat nambah barang dagang.

Ya.... Paling ntar ngutang lagi sama uni lina.... hehehe ini aja tiket udah niat ngutang nih... uni so sorry ya... ngutang dl.. ntar habis gajian dibayar deh insyaallah.

Pokoknya tetap semangat nyari peluang dan take action deh... Soalnya niat paling lambat tahun 2009 udah pensiun...

(bisa gak ya????)

Maunya sih pensiun begitu usaha udah jalan lancar. Pokoknya selalu mengawasi setiap peluang.... HIdup Peluang... The Show Must Go On...

Wednesday, April 25, 2007

Antisipatif, Reaktif dan Proaktif

3 kata ini muncul ketika saya membaca majalah Tarbawi yang bertemakan JANGAN SAMPAI MASALAH MENDAHULUI KEMAMPUAN SOLUSI KITA.

Cuma yang menjadi fokus dalam pembahasan dari majalah tersebut hanyalah ANTISIPATIF. Mungkin bagi sebagian orang mengantisipasi masih sulit. Ibaratnya menyediakan payung sebelum hujan disaat hari cerah dan matahari bersinar terik.

Bagi orang yang REAKTIF, setelah hujan datang barulah ia memikirkan apa yang harus diperbuat. Tapi biasanya, jika kondisi seperti yang diceritakan diatas, kebanyakan dari kita yg reaktif justru lebih banyak menyalahkan. Kenapa dalam cuaca yang sangat cerah bisa turun hujan lebat.

Namun bagi yang PROAKTIF, kejadian turunnya hujan disikapi sebaik-baiknya. Tidak dengan menyalahkan terjadinya hujan, namun berusaha mencari pengganti payung untuk melindungi diri dari hujan.

Sedangkan pribadi yang ANTISIPATIF, selalu menyediakan payung kemanapun dia pergi. Tidak peduli panas ataupun hujan, payung akan selalu tersedia di dalam tasnya.

Menjadi pribadi yang Antisipatif bukanlah hal mudah. Karena kita tidak pernah membiasakan diri untuk berfikir dari akhir. Walaupun di dalam Islam sendiri ada ajaran untuk memikirkan akhirat. Namun tidak banyak yang menjadikan acuan untuk bertindak.

Walaupun kita mengerti akhir yang kita tuju apa, namun dalam pelaksanaan terkadang justru melenceng menjauh dari tujuan semula. Untuk itulah kita mesti memikirkan hal untuk mengantisipasi agar tujuan yang hendak kita capai tidak melenceng.

Selamat berantisipasi. Semoga sukses...

Tuesday, April 24, 2007

at First We Make Habbit, at Last Habbit Make U

Judul diatas diambil temen saya dari buku ZERO TO HERO. Seperti kebanyakan buku motivasi lainnya, berbicara bagaimana suatu kebiasaan menjadikan kita sukses.

Menjadikan sesuatu kebiasaan mungkin sulit menurut sebagian orang. Mengubah kebiasaan pun bukan hal yang gampang. Diperlukan ketekunan dan kesabaran untuk menjadikan kebiasaan bagian dalam hidup kita.

Dulu...saya pikir shalat tepat waktu itu tidak mungkin. Ada saja saat dimana ketika adzan terdengar saya disibukkan oleh hal lain. Baik itu televisi yang menyiarkan acara yang bagus, atau hanya sekedar malas untuk melangkah mengambil air wudhu.

Tapi sekarang Alhamdulillah sudah menjadi bagian dari keseharian untuk membiasakan diri menjalankannya tepat waktu.

Dibutuhkan strategi dan kemauan untuk bisa menjadikan shalat tepat waktu itu suatu kebiasaan bagi saya. Hal itu tidak mudah bagi diri saya yang suka menunda-nunda sesuatu. Namun menjadikan itu sebagai kebiasaan baru menjadi tantangan terbesar dalam hidup saya.

ALAH BISA KARANO BIASO. Itu pepatah minang yang sering saya ucapkan dulu. Udah Bisa karena Biasa, menjadi sumber motivasi bagi diri saya setiap akan membiasakan diri shalat tepat waktu. Saya biasa mengingatkan diri dengan hal-hal berikut :

1. Saat adzan tiba, pending kegiatan apapun, jika kegiatan itu masih bisa ditunda setelah shalat.
2. Beberapa menit sebelum adzan datang, bersiap-siap menyimpan semua file dan tugas agar tidak hilang dan bisa segera menuju t4 shalat.
3. Mengingatkan diri bahwa shalat itu bukan karena Allah butuh saya, tapi karena SAYA BUTUH ALLAH.
4. JIka saya ingin profesional dan disiplin dengan waktu, saya harus tunjukkan dengan shalat saya.

Setelah menjadikan itu suatu kebiasaan dalam keseharian, ada hal lain lagi yang ingin saya jadikan habit saya. Yaitu belajar bisnis. Mempelajari berbagai hal mengenai seluk beluk bisnis menimbulkan semangat baru. Namun tantangan terbesarnya datang dari membiasakan diri melakukan atau beraksi dalam bisnis.

Bisnis kecil-kecilan yang coba saya rintis lumayan menunjukkan hasil. Walaupun jika dihitung, pergerakan usahanya masih seperti siput. tapi itu bukanlah tujuan terbesar saya.

Keinginan saya berbisnis diawali dari ketakutan saya untuk menarik minat seseorang. Saya bukan takut bersosialisasi dengan orang lain. Tapi saya ingin ada nilai tambah dari hubungan saya dengan seseorang.

Kesenangan terbesar adalah ketika pelanggan berminat terhadap barang dagangan dan transaksi diakhiri dengan sukses. Seperti kemaren, ada satu langganan saya yang juga tetangga saya di komplek. Beliau menjualkan pakaian ke kemenakannya. Dia cerita ke teman bicara saya kalo barang tersebut diambil kemenakannya 1, dan akan dibayar 2x. Teman bicara saya tertarik untuk melihat pakaian yang saya dagangkan. Dan akhirnya dia memborong 2 buah pakaian yang dibayar 2x juga seperti halnya tetangga saya tadi.

Sekarang saya mulai terbiasa untuk berbicara tentang dagangan saya. Menjadikan ini kebiasaan baru untuk berpromosi. Belajar bisnis memang dahsyat. Ilmunya selalu dinamis. Tapi saya suka itu. Sebelum akhirnya saya memutuskan benar-benar keluar dari BUMN ini, saya harus menjadikan itu kebiasaan dulu.

Sunday, April 22, 2007

20% buat infaq, sedekah Dll????.......

Ada pengalaman menarik bagi saya kemaren ini. Mengenal blog orang-orang yang udah duluan sukses di bidang nya.

Bagi mereka yang berkecimpung dalam komunitas ini berbagi menjadi suatu kebiasaan yang semakin dikembangkan. Berbagi ilmu, kepandaian, skill dan juga materi sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Namun yang paling mengesankan untuk saya pribadi adalah keinginan dari masing-masing komunitas untuk berbagi sebesar 20% dari penghasilan mereka.

Dalam ajaran islam aja dianjurkan untuk mengeluarkan 2,5% dari penghasilan. Tetapi dalam komunitas ini dianjurkan untuk menyisihkan 20% dari gross income. coba deh kebayang gak gimana efeknya jika semua pengusaha berlomba-lomba menyisihkan 20% dari gross incomenya untuk kemajuan masyarakat???

Saya lagi nyoba juga nerapin strategi ini. Mungkin bentar lagi efek dan impak nya akan kerasa. Who knows???... saya mau coba ambil bagian dalam indahnya berbagi ini sebagai the power of giving kata pak Fauzi.. tapi menurut saya lebih bagus kalo power of sharing.. gak tau juga mana yg cocok..