Thursday, July 24, 2008

Umur memang tidak bisa ditebak

Kemaren 23 Juli 2008 terjadi suatu peristiwa mengejutkan di halaman kantorku. Pagi itu ada seseorang yang terpelanting dari motor. Tempatnya ditikungan kantor yang berpasir. Mungkin terpeleset masuk ke daerah yang rada berpasir itu.

Tadinya karena ngelihat dari lantai 2, kupikir kobrbannya gpp. Paling shock ringan aja. Alhamdulillah di lingkungan sini kekeluargaan masih tinggi. Satpam kantor dengan beberapa orang mengangkat si korban ke pos satpam.

Gak lama korban itu pun diangkut ke Rumkit. Kebetulan ada driver kantor yang inisiatif minjam mobil untuk ngantar.

Siang, sehabis istirahat temen-temen satu kantor pada membicarakan kejadian pagi itu. Salah seorang temen nyeletuk bahwa korban yang jatuh pagi itu akhirnya meninggal dunia.

Ternyata, korban menderita pendarahan hebat, bahkan gak sadarkan diri saat terjatuh itu. Faktanya, korban ternyata tidak menggunakan helm ketika boncengan. Kemudian diketahui juga bahwa sepertinya si korban memang lagi kurang sehat. Sehingga ketika di boncengan keseimbangannya gak stabil disaat motor melaju kencang, hingga akhirnya terpelanting.

Apalagi sesampai di Rumkit, ternyata petugas rumkit gak sesegera mungkin melakukan tindakan pertolongan.

padahal dari kondisi yang kudengar, korban mengalami keadaan seperti orang lagi ngorok pada saat gak sadar diri tersebut.

Ini seperti pengalamanku ketika salah seorang keluarga menderita stroke kedua dan mengalami kondisi ngorok. Kata dokter saat itu, pembuluh darah di otaknya pecah.

Wallahu 'alam. Kematian memang rahasia Ilahi. Namun bukan berarti kita tidak menjaga diri dengan berusaha meminimalkan sebab. Seperti contoh tadi, si korban ternyata tidak melindungi kepalanya ketika berkendaraan. Alhasil ketika terjatuh, kepalanya terbentur keras sekali.

Manusia memang berencana, tetapi Yang Maha Kuasa jua yg menentukan.