Wednesday, April 13, 2011

Kawasaki


Ini kejadian awal bulan lalu. Tapi baru sempat di upload sekarang.



Bulan lalu, Dzikra terkena kejang. Trus dibawa ayah ke rumah sakit. Tapi waktu dibawa, ternyata Dzikra cuma diselimutin Handuk basah dan dibawanya pake motor.

Alhasil setelah ditangani rumah sakit yang ada malah kena diare.

Itu cerita pertamanya. Selanjutnya dilakukan pengecekan darah. Ternyata leukositnya termasuk tinggi. Sedang yang ain hasil pemeriksaan awalnya masih normal-normal aja. Tapi masih demam sampai 38 atau 39 C.

Memasuki hari ketiga di rumkit, dokter belum ngijinin pulang. Alasannya, karena leukositnya masih belum normal. Masih diatas 18.500...

Tapi anehnya, mulai keluar gejala seperti ruam di badan Dzikra.. Terus matanya memerah (tapi gak ada tahi mata, awalnya dipikir ketularan temen yang sakit mata), terus bibir juga ikutan merah kaya strawberi (kirain panas dalam).

Sama dokter dikasi obat untuk ruamnya. Karena kupikir ruam akibat panas tinggi. Apalagi Dzikra kembali terserang diare (berwarna hijau berlendir kaya bayi baru lahir). Udah gitu ternyata selangkangannya juga melepuh.

Sama dokter jadinya gak boleh pulang. Mungkin ada infeksi makanya leukositnya masih tinggi. Udah gitu, hari ke empat sampai kelima, leukositnya bukan tambah turun, tapi nambah naik.

Akhirnya di hari ke lima, kami bawa aja pulang. Rencananya mau dipindahin ke rumah sakit lain. Karena ku takut juga kalo ternyata itu gejala campak dan menyerang mata, bisa-bisa menimbulkan kebutaan.

Malamnya, Dzikra kembali masuk rumkit. Kali ini di Rumkit Siloam Karawaci.

Awalnya, dokter yang jaga juga bilang kalo Dzikra sepertinya terkena campak. Tapi mereka tetap menghubungi dokter anak (waktu masuk hari minggu malam, dokter anak gak ada, tapi akhirnya jam 11 malam dokternya datang juga).

Setelah dilakukan pemeriksaan lagi, ternyata Dzikra dicurigai terkena Penyakit Kawasaki. Ini diketahui dari hasil pemeriksaan C Reaktine Proteinnya.

Besok siangnya, datang dokter Jantung anak untuk mengecek sejauh mana pengaruh penyakit tersebut ke Jantung Dzikra.

Alhamdulillah belum terlalu berbahaya. Walaupun pembuluh jantungnya mulai mengalami pelebaran pembuluh akibat laju endap darah yang tinggi.

Dokter juga meresepkan obat Gamaras untuk mengobati kawasaki nya. Alhamdulillah semua ditanggung dulu oleh Asuransi kantor ayah. Soalnya, dibutuhkan 8 ampul Gamaras ukuran 2,5 mg untuk 10 kg berat badan Dzikra.

Semua obat tersebut mesti diinfuskan dalam waktu 12 jam.

Oya, untuk 8 ampul itu lebih kurang biaya nya 22,5 juta (HET obat tersebut 3,2 jt). Kayanya seharga 1 motor kawasaki kali ya?

Alhamdulillah setelah beberapa ampul diinfuskan, perlahan merah dibadan Dzikra juga mulai hilang, dan demamnya juga berkurang. Nafsu makan juga mulai baik.. Tinggal menyembuhkan ruam di selangkangan yang terlanjur ada saat badannya memerah, tapi itu juga sembuh gak lama setelah dikasi salep sama dokternya.

Oya, dokter jantung anaknya namanya dokter Najib Advani. Beliau ternyata memang menangani penyakit kawasaki di Indonesia.

Walaupun masih tetap kontrol 1 x sebulan, Tapi kondisi keseluruhan Dzikra sekarang udah lebih baik...